BAB I PENDAHULUAN
كل مولود يولد على
الفطرة فٲبواه ٲن يھودانه ٲوينصرانه اويمخسانه
“Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Setiap anak dilahirkan dalam
keadaan fitrah maka orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani,
atau Majusi”.[1]
Manusia diciptakan-Nya dalam
keadaan suci sampai ia terlahir. Sejak lahir seorang manusia sudah langsung
terlibat di dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Dia dirawat, dijaga dan
dididik oleh orang tua, keluarga, dan masyarakatnya menuju tingkat kedewasaan
dan kematangan sampai kemudian terbentuk potensi kemandirian dalam mengelola
kelangsungan hidupnya.
Kegiatan pendidikan dan
pembelajaran itu diselenggarakan nilai dengan cara-cara konvensional (alami)
menurut pengalamatn hidup, sampi pada cara formal yang metodik dan sistematik
institusional (pendidikan sekolah) menurut kemampuan konseptik rasional yang
bersifat islami maupun modern. Karena pada dasarnya sebelum manusia terlahir di
dunia ia diciptakan dalam keadaan suci bahkan tanpa pengalaman suatu apapun.
BAB II PERMASALAHAN
Dari uraian yang telah kami
ungkapkan tersebut, pemakalah dapat menarik beberapa permasalahan.
1. Apa lingkungan pendidikan
islam itu?
2. Bagaimana lingkungan pendidikan islam menurut Hadist ?
BAB III PEMBAHASAN
A.
lingkungan pendidikan
islam.
Lingkungan
adalah sesuatu yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi
perkembanganya. Menurut Sartain (Ahli psikolog dari
Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud lingkungan sekitar adalah
meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu
mempengaruhi tingka laku manusia, pertumbuhan, perkembagan, kecuali
gen-gen.[2]
Dalam
literatur pendidikan, lingkungan biasanya disamakan dengan institusi atau
lembaga pendidikan. Meskipun kajian ini tidak dijelaskan dalam al-Qur’an secara
eksplisit, akan tetapi terdapat beberapa isyarat yang menunjukkan adanya
lingkungan pendidikan tersebut. Oleh karenanya, dalam kajian pendidikan Islam
pun, lingkungan pendidikan mendapat perhatian.Pengaruh lingkungan ini tentu
dianalisis dengan menggunakan paradigma pendidikan Islam. Lingkungan dalam
perspektif pendidikan Islam harus menunjang tercapainya tujuan pendidikan
Islam. Jika lingkungan tidak sinergis dengan pencapaian tujuan pendidikan, maka
ketercapaian tujuan pendidikan Islam sangat sulit dilakukan.[3]
Secara
Fisiologis, lingkungan meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam
tubuh anak, seperti gizi, vitamin, air, zat asam, suhu, sistem syaraf,
peredaran darah, pernafasan, pencernaan makanan, kelenjar-kelenjar indoktrin,
sel-sel pertumbuhan dan kesehatan jasmani.
Secara
psikologis, lingkungan mencakup segala stimulasi yang diterima oleh individu
mulai sejak dalam konsepsi, kelahiran, sampai matinya. Stimulasi itu misalnya,
berupa sifat genus, interaksi genus, selera,
keinginan, perasaan, tujuan-tujuan, minat, kebutuhan, kemauan, emosi,
dan kapasitas intelektual.
Secara
sosio cultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi, dann kondisi
eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola
hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, letihan, pendidikan,
belajar, pengajaran, bimbingan dan penyuluhan adalah termasuk lingkungan ini.[4]
Sedangkan
Pendidikan adalah ihktiar atau usaha manusia mandiri dan bertanggung jawab baik
terhadap dirinya maupun segala sesuatu diluar dirinya, orang lain, hewan dan
sebagainya.[5]
Sabda
rasulullah SAW
كن عالما أو متعلما أو مستمعا ولا تكن للرابع فتهلك
Artinya:
Jadilah engkau orang yang belajar atau orang yang mengajar ataupun orang
yang mendengakan tetapi janganlah engkau menjadi orang yang ke empat maka
niscaya kamu akan rusak[6]
.
Sabda rasulullah SAW
البخاري قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من يرد الله خيرا يفقهه في
الدين, وإنما العلم باالتعلم.[7]
Artinya : Imam
bukhori berkata, “ Rasulullah SAW telah bersabda barang siapa yang dikehendaki
Allah untuk menjadi baik maka akan di pandaikan dalam urusan agama, dan
sesungguhnya ilmu itu didapat dari belajar “
B.
lingkungan Pendidikan islam
menurut hadist
a.
Lingkungan Keluarga
kelurga
dikenal dengan istilah usrah, nasl, ali, dan nasb. Keluarga dapat
diperoleh melalui keturunan ( anak, cucu ), perkawinan ( suami, istri )
persusuan dan pemerdekaan.[8]
Peranan
keluarga dalam pendidikan adalah sebagai awal mula dari terbentuknya karakter
pada diri manusia, didalam kelurga terdapat ibu yang berperan penting dalam
menjaga, memelihara dan keadaan rumah suaminya serta mendidik anak – anaknya.
Dalam hal ini seperti pada hadist nabi Muhammad saw.
والمرأة راعية على بيت بعلها وولده وهي مسؤولة عنهم
“dan perempuan
adalah pemimpin dirumah suaminya dan akan dimintai pertanggung jawaban dari
kepemimpinannya itu “[9]
Sebagaimana
keluarga adalah lingkungan utama yang dapat membentuk watak dan karakter
manusia. Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia melakukan komunikasi
dan sosialisasi diri dengan manusia lain selain dirinya. Di keluarga pula
manusia untuk pertama kalinya dibentuk baik sikap maupun kepribadiannya.
Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama, karena
didalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak.
Dalam
ajaran Islam telah dinyatakan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabdanya yang
berbunyi:
كلّ مولودٍ يولد على الفطرة وانّما
ابواه يمجّسا نه او يهـوّ دانه او ينصّرانه
Artinya: “Setiap
anak dilahirkan atas dasar fitrah,maka sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang
menjadikan dia Majusi, Yahudi dan Nasrani”[10]
Berdasarkan
hadist tersebut, jelaslah bahwa orang tua memegang peranan penting dalam
membentuk kepribadian anak didik. Anak dilahirkan dalam keadaan suci, adalah menjadi
tanggung jawab orang tua untuk mendidiknya.
b. Lingkungan Sekolah atau Madrasah
Madrasah adalah isim makan dari “ darasa” yang berarti tempat untuk
belajar. Istilah madrasah yang sekarang ini telah menyatu atau identik dengan
istilah sekolah atau perguruan tinggi ( perguruan tinggi islam ).[11]
Coba kita amati Sabda Rasulullah SAW :
من سلك طريقا
يبتغي فيه علما سهل الله طريقا إلى الجنة, وإن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم
رضا بما صنع وإن العالم ليستغفر له من في السموات ومن في الأرض حتى الحيتان في
الماء, وفضل العالم علي العابد كفضل القمر علي سائر الكواكب , وإن العلماء ورثة
الأنبياء.
Pada awal mulanya yaitu pada masa Rasulullah saw, masjid adalah merupakan
sarana multi fungsi dalam pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman fungsi
masjid menjadi menyempit hal itu terjadi karena lembaga-lembaga social
kemasyarakatan semakin memadat, sehingga masjid sekarang terkesan sebagai
tempat beribadah saja. [12]
3.
Masyarakat
Lembaga
pendidikan masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga
dan sekolah. Corak ragam pendidikan yang diterima anak didik dalam masyarakat
ini banyak sekali, yaitu meliputi segala bidang baik pembentukan
kebiasaan, pembentukan pengetahuan, sikap dan minat maupun pembetukan
kesusilaan dan keagamaan.
Pendidikan dalam
pendidikan masyarakat ini bisa dikatakan pendidikan secara tidak langsung,
pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh masyarakat. Dan anak didik
secara sadar atau tidak telah mendidik dirinya sendiri, mencari pengetahuan dan
pengalaman sendiri, mempertebal keimanan serta keyakinan dan keagamaan di dalam
masyarakat.
Anak-anak bergaul dalam masyarakat, di sana mereka menyaksikan berbagi
peristiwa, di sana mereka melihat orang-orang berperilaku, dan di sana pula
mereka akan selalu menemukan sejumlah aturan dan tuntutan yang seyogyanya
dipenuhi oleh yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak-anak
dalam masyarakat tersebut akan memberikan kontribusi tersendiri dalam
pembentukan perilaku dan perkembangan pribadinya. Lingkungan masyarakat akan
mendukung apa yang telah dikembangkan orang tua di rumah dan guru di sekolah,
dan begitu sebaliknya. Jika rumah dan sekolah telah mengembangkan suatu budaya
atau nilai yang relevan dengan apa yang dikembangkan di mayarakat , maka sangat
mungkin akan muncul pengaruh yang saling mendukung, sehingga peluang pencapaiannyapun
akan sangat besar
Rasullullah saw bersabda:
عن
أبي رفاعة إنتهيت إلي النبي صلى الله عليه وسلم وهو يخطب فقال يارسول الله رجل
غريب جاء يسأل عن دينه لايدري ما دينه
فأقبل علي رسول الله صلى الله عليه وسلم وترك خطبته حتى إنتهى فأتي بكرسي حسبت قوائمه حديدا فقال فقعد عليه
رسول الله صلى الله عليه وسلم وجعل يعلمني مما علمه الله ثم أتي خطبته فأتم أخرها
( رواه مسلم )
Dari abu
Rifa’ah berkata : “ saya sampai kepada rasulullah saw, dan beliau sedang
berkhutbah, “ saya berkata, “wahai
Rasulullah ada seorang musyafir ( abu
Rifa’ah sendiri ) yang baru tiba, ingin bertanya kepada tuan tentang agama, dan
dia tudak memngetahui apa agamanya,” kata abu Rifa’ah. Maka datanglah
Rasulullah SAW, kepada saya dengan memetuskan khutbahnya, dan beliau diberi
sebuah kursi yang seingat saya kakinya
dibuat dari besi, katanya abu Rifa’ah pula “ maka Rasulullah SAW duduk diatas
kursi itu dan mulailah beliau mengajari saya tentang agama dan kemudian beliau
kembali lagi untuk meneruskan khutbahnya sampai selesai.”( HR Muslim dan Abu
Rifa’ah )[13]
Hadist tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa sifat rasulullah yang
menjadikan hal dalam hubungan kemasyarakatan adalah merupakan hal yang urgen
dalam pergaulan. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan masyarakat sejak zaman
Rasulullah adalah merupakan sarana pendidikan Pendidikan dalam
masyarakat yang secara tidak langsung dan dilaksanakan dengan tidak sadar oleh
masyarakat.
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
Setelah kami uraiankan makalah tentang Lingkungan pendidikan dalam
pendidikan Islam di atas maka dapat kami simpulkan sebagai berikut:
1.
Pengertian Lingkungan adalah
sesuatu yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembanganya.
Sedangkan Lingkungan pendidikan Islam dalam perspektif Islam adalah sesuatu
yang ada disekeliling tempat anak melakukan adaptasi, yang meliputi lingkungan
alam dan sosial.
2.
Lingkungan keluarga adalah
lingkungan yang pertama kali dalam membentuk kepribadian anak, peran orang tua
sangat penting dan berpengaruh sekali terhadap perkembangan jasmani maupun
rokhani. Sedangkan Lingkungan Sekolah adalah lembaga pendidikan yang nomor dua
sesudah keluarga, karena semakin besar kebutuhan anak, maka orang tua
menyerahkan tanggung jawabnya sebagian kepada lembaga sekolah. Selanjutnya
Pendidikan dalam lingkungan masyarakat, ini bisa dikatakan pendidikan secara
tidak langsung, pendidikan yang dilaksanakan dengan tidak sadar oleh
masyarakat.
Demikianlah
makalah yang dapat kami buat dan kami sampaikan. Kami menyadari bahwa makalah
yang kami buat ini sangatlah jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini, dan
makalah-makalah selanjutnya, serta penambahan wawasan dan pengalaman kami.
DAFTAR PURTAKA
Imam abi Muhammad bin abdillah bin sa’d bin abi
jamroh, mukhtasor Abi jamroh lil bukhori, Alharamain jaya Indonesia
Mahyuddin bin
abi yahya, Riyadussholihin, Semarang
: Maktabah Usaha Kelurga
Muzayyin
Arifin. 2005. Filsafat pendidikan islam. jakarta : Bumi aksara
Muhaimin dan
Abd Mujib. 1993. cet 1. pemikiran pendidikan islam. Bandung : PT trigenda karya
Poewadarminta
WJS. 1982. kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta : Depdikbud, P3B Balai Pustaka
Nasr bin Muhammad, Tambihul ghofilin, Surabaya : Hidayah
Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi. 1997. Ilmu Pendidikan Islam . Bandung : CV. Pustaka Setia
http://mhdkosim.blogspot.com/2008/12/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html
LAMPIRAN – LAMPIRAN
وعن أبي
الدرداء رضي الله تعالى عنه قال: سمعت
رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول من سلك طريقا يبتغي فيه علما سهل الله طريقا
إلى الجنة, وإن الملائكة لتضع أجنحتها لطالب العلم رضا بما صنع وإن العالم ليستغفر
له من في السموات ومن في الأرض حتى الحيتان في الماء, وفضل العالم علي العابد كفضل
القمر علي سائر الكواكب , وإن العلماء ورثة الأنبياء, وإن الأنبياء لم يورثوا
دينارا ولا درهاما, إنما ورثوا العلم, فمن أخذه أخد الله بحظ وافر, رواه أبو داود
والترمذي.[14]
Artinya :
Dai Abu Darda, RA berkata:
Saya mendengar Rasulullah saw mengatakan dari catatan kawat jalan Eptga dari
dataran adalah jalan ke surga, dan malaikat meletakkan sayap mereka untuk para
pencari kepuasan pengetahuan, termasuk keputusan dan dunia untuk meminta
pengampunan baginya di surga dan di bumi sampai ikan paus dalam air, dan
keutamaan dunia seperti keunggulan Bulan semua planet lain, dan para ulama
adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewarisi dinar dan tidak Dirham,
tetapi mewarisi ilmu, siapa yang mengambil itu maka Allah akan kelimpahan
keberuntungan untuknya, HR. Abu Dawud dan Tirmidzi.
عن
أبي رفاعة إنتهيت إلي النبي صلى الله عليه وسلم وهو يخطب فقال يارسول الله رجل
غريب جاء يسأل عن دينه لايدري ما دينه
فأقبل علي رسول الله صلى الله عليه وسلم وترك خطبته حتى إنتهى فأتي بكرسي حسبت قوائمه حديدا فقال فقعد عليه
رسول الله صلى الله عليه وسلم وجعل يعلمني مما علمه الله ثم أتي خطبته فأتم أخرها
( رواه مسلم )
Dari abu
Rifa’ah berkata : “ saya sampai kepada rasulullah saw, dan beliau sedang
berkhutbah, “ saya berkata, “wahai
Rasulullah ada seorang musyafir ( abu
Rifa’ah sendiri ) yang baru tiba, ingin bertanya kepada tuan tentang agama, dan
dia tudak memngetahui apa agamanya,” kata abu Rifa’ah. Maka datanglah
Rasulullah SAW, kepada saya dengan memetuskan khutbahnya, dan beliau diberi sebuah
kursi yang seingat saya kakinya dibuat
dari besi, katanya abu Rifa’ah pula “ maka Rasulullah SAW duduk diatas kursi
itu dan mulailah beliau mengajari saya tentang agama dan kemudian beliau
kembali lagi untuk meneruskan khutbahnya sampai selesai.”( HR Muslim dan Abu
Rifa’ah )[15]
[1] http://ruzinorahmawati.wordpress.com/2011/05/09/hadis-tentang-lingkungan-pendidikan/,
diakses tgl 25 maret 2012
[2] Nur
Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam I (IPI),
(Bandung, CV. Pustaka Setia, 1997) hlm.234
[3] http://mhdkosim.blogspot.com/2008/12/makalah-filsafat-pendidikan-islam.html,
diakses tagl 27 maret 2012
[4] http://sirojul.blog.com/2011/08/08/lingkungan-pendidikan-dalam-perspektif-pendidikan-islam/
diakses tgl 25 maret 2012
[5] Muzayyin
Arifin,Filsafat pendidikan islam, 2005, jakarta : Bumi aksara, hal. 4
[6] Nasr bin
Muhammad, Tambihul ghofilin, Surabaya : Hidayah , Hal 157
[7] Imam abi
Muhammad bin abdillah bin sa’d bin abi jamroh, mukhtasor Abi jamroh lil
bukhori, Alharamain jaya Indonesia, hal. 6
[8] Muhaimin
dan Abd Mujib, pemikiran pendidikan islam, 1993, cet 1, bandung : PT trigenda
karya, hal. 289
[9] Ibid,
hal. 290
[10] http://ruzinorahmawati.wordpress.com/2011/05/09/hadis-tentang-lingkungan-pendidikan/,
diakses tgl 25 maret 2012
[11]
Poewadarminta WJS, kamus Umum Bahasa Indonesia, 1982, Jakarta :
Depdikbud, P3B Balai Pustaka, hal. 618
[12]
Mahyuddin bin abi yahya, Riyadussholihin,
Semarang : Maktabah Usaha Kelurga, hal. 531
[13] Muhaimin
dan Abd Mujib, pemikiran pendidikan islam, 1993, cet 1, bandung : PT
trigenda karya, hal. 297-298
[14]
Mahyuddin bin abi yahya, Riyadussholihin,
Semarang : Maktabah Usaha Kelurga, hal. 531
[15] Muhaimin
dan Abd Mujib, pemikiran pendidikan islam, 1993, cet 1, bandung : PT
trigenda karya, hal. 297-298
No comments:
Post a Comment