I.
PENDAHULUAN
Media merupakan
salah satu komponen dalam proses belajar mengajar yang amat diperlukan,
mengingat bahwa kedudukan media ini bukan hanya sekedar alat bantu mengajar,
tapi juga merupakan bagian integral dalam pembelajaran. Selain dapat
menggantikan sebagai tugas guru sebagai penyaji materi (penyalur pesan) media
juga memiliki potensi unik yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan
motivasi proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu media
pembelajaran berperan sebagai sumber belajar yang efektif mencapai tujuan dari
pembelajaran Pendidikan Agama Islam.[1]
Dewasa ini
pendidikan yang bermuatan nilai-nilai moral bergeser pada pemaknaan pengajaran
yang mengarah sebagai transfer pengetahuan. Misalnya , mata pelajaran
pendidikan agama disekolah-sekolah unggulan mendapat volume pelajaran minim dibanding
dengan mata pelajaran lain yang di UN kan. Dari masalah ini lembaga-lembaga
pendidikan yang lebih banyak memuat pendidikan berbasis agama (islam) maka
perlu sekali mengetahui media – media
yang digunakan dalam pembelajaran.[2]
Supaya tidak semata – mata kebijakan ilmu pengetahuan itu hanya di dominasi
oleh pelajaran – pelajaran yang di UN kan. Maka dari itu media pembelajaran
menjadi hal yang urgen dalam kegiatan pembelajaran berbasis agama (islam) karena
dengan media Guru (pendidik) akan lebih
terbantu dalam menyampaikan materi sehingga pembelajaran pendidikan berbasis
agama (islam) tersebut akan berjalan lebih efektif.
Dalam
pembealajaran juga dibutuhkan media-media yang mendukung serta menunjang ketercapaian
tujuan pembelajaran, dari sekian mata pelajaran tidak mungkin berjalan tanpa
adanya media, penggunaan media ini juga tergantung atas pelajaran apa yang
cocok dan , media apa yang dipergunakan.
II.
RUMUSAN MASALAH
Berakar dari uaraian diatas maka pemakalah menyajikan permasalahan
sebagai berikut :
A.
Apakah
yang disebut dengan Media Pembelajaran Agama Islam ?
B.
Bagaimana
Tehnik Penggunaan Media Pembelajaran Agama Islam ?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media Pembelajaran Agama Islam
Kata media pengajaran terdiri dari kata “media” dan “pengajaran”.
Media atau medium berasal dari kata
latin “Medius” yang berarti “Tengah”. Degan demikian dapat diketahui bahwa media adalah sesuatu
yang menjadi perantara dengan yang lainnya. Dalam bahasa Arab media berarti
perantara (Washaail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Gerlach menyebutkan bahwa media jika
dipahami dalam garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu mmeperoleh pengetahuan, keterampilan atau
sikap.[3]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, dijelaskan bahwa : “media pembelajaran adalah alat
(sarana) komunikasi yang beragam sebagai penghubung dan perantara dalam
pembelajaran”.[4]
Media pembelajaran adalah suatu yang dapat diinderai, khususnya penglihatan dan
pendengaran baik yang terdapat di dalam maupun di luar kelas, yang digunakan
sebagai alat bantu penghubung (medium komunikasi) dalam proses interaksi
belajar-mengajar untuk meningkatkan efektifitas hasil belajar siswa.[5]
Dari beberapa pengertian dan batasan tentang media pembelajaran
tersebut diatas dapat diketahui bahwa salah satu hal yang mempengaruhi
efektifitas proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas
adalah penggunaan media pengajaran baik visual maupun oudio visual. Maka Media
Pembelajaran Agama Islam adalah suatu penghubung (medium komunikasi) dalam
proses interaksi belajar – mengajar yang islami, sebagai wujud dari cinta
kepada Rasulullah SAW. Karena kita sebagai ummat islam serta untuk meningkatkan
dan menciptakan kondisii belajar siswa yang efektif dan susuai dengan tujuan
pembelajaran Negara dan tujuan
pembelajaran Agama Islam.
B.
Tehnik
Penggunaan Media Pembelajaran Agama Islam.
Sebelum guru
mulai mengajarkan pokok bahasan baru telah membayangkan berbagai kegiatan
mengajar yang mungkin dilakukannya, dan memperhitungkan alat bantu apa saja
yang dapat dipakai selaras dengan kegiatan-kegiatan yang dibayangkannya itu.
Mungkin lebih banyak kegiatan dan alat yang dipersiapkan dibanding dengan
kenyataan pelaksanaannya. Barulah jika benar-benar telah berdiri di muka kelas
tampak kegiatan dan alat apa saja dari yang telah dipersiapkannya itu dipakai
secara aktual. Bagaimanapun juga segala alat bantu itu harus dipersiapkan
sepanjang ia yakin bahwa hal itu dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas
komunikasi interaksi edukatif.
Guru telah
mempertimbangkan dengan seksama bahwa setiap jenis alat itu berdaya guna bagi
kelas dan berdaya pakai untuk memperoleh berbagai informasi mengenai segala apa
yang sedang dipelajari siswa. Setiap alat dan setiap kegiatan yang bersangkut
paut dengan alat tersebut sama lain saling menguatkan membentuk keseluruhan pengalaman
belajar. Juga telah diperhitungkan penggunaan alat tertentu yang efektif untuk
setiap tahap pengalaman belajar. Dengan kata lain, untuk setiap tahap mungkin
diperlukan penggunaan media yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
Guru harus memandang
media pembelajaran sebagai alat bantu utama untuk menunjang keberhasilan dan
memperkembangkan metode-metode yang dipakainya dengan memanfaatkan daya guna
media pembelajaran. Di tangan gurulah alat-alat itu (benda dan alam) menjadi
bermakna bagi pertumbuhan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap
keagamaan siswa. Karena pengajaran agama lebih bersasaran “abstrak”, maka
penggunaan alat peraga harus dilakukan secara bijaksana. Artinya, jangan sampai
siswa menjadi bertambah bingung, kacau pengertian dan pemahamannya setelah
mendapat peragaan tersebut. Karena itu guru agama harus bisa menyesuaikan media
pembelajaran dengan tema yang akan dikaji.
Agar dapat
menggunakan media pembelajaran secara bijaksana, guru hendaknya antara lain:
1.
Memahami
dengan baik fungsi dari media pembelajaran.
2.
Dapat
mempergunakan alat pelajaran secara tepat dan efisien.
3.
Dapat
memilih dan mengembangkan alat pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
hasil belajar yang diharapkan.
4.
Dapat
memelihara dan mengelola alat pelajaran dengan baik.
5.
Dapat
menimbang sendiri baik dan buruknya penggunaan alat pelajaran untuk suatu
kegiatan belajar tertentu.
6.
Dapat
memanfaatkan alam sekitar sebagai media pembelajaran.
7.
Dapat
membuat sendiri berbagai alat pelajaran secara sederhana dan murah dari
bahan-bahan yang terdapat dalam lingkungan sekitar.
Media
pembelajaran pendidikan agama Islam dapat digunakan dalam rangka upaya
peningkatan interaksi belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan
prinsip-prinsip penggunaannya. Menurut Asnawir dan M Basyiruddin Usman (2002:
19). Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut:[6]
1.
Pengunaan
media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu
sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai
tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan bila
sewaktu-waktu digunakan.
2.
Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai
sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi
dalam proses belajar mengajar.
3.
Guru
hendaknya dapat mengasai teknik-teknik dari suatu media pembelajaran yang
digunakan.
4.
Guru
seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pembelajaran.
5.
Penggunaan
media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis.
6.
Jika
sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari beberapa macam media, maka
guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses
belajar mengajar dan dapat merangsang motivasi belajar siswa sehingga dapat
meningkatkan interaksi belajar mengajar.
Menurut Arief
Sukadi S.S dan Radikun (1998: 173-174) prinsip-prinsip penggunaan media adalah
sebagai berikut:[7]
a.
Tidak
ada satupun teknik atau strategi mengajar dan media pembelajaran yang harus
dipakai tanpa melibatkan strategi mengajar dan media lainnya. Oleh sebab itu
sebaiknya dalam proses belajar mengajar dipergunakan teknik dan media
pembelajaran sesuai dengan tujuan belajar dan kebutuhan belajar.
b.
Tidak
ada satu mediapun yang sessuai dan cocok dengan segala macam kegiatan belajar.
Oleh karena itu sebaiknya sebelum melaksanakan proses belajar mengajar dipilih
satu bentuk media yang cocok dan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan belajar.
c.
Media
tertentu lebih cepat dipakai untuk tujuan pembelajaran tertentu dibanding media
lain.
d.
Pengunaan
berbagai media secara berlebihan dan tidak berdasarkan teori pemilihan media
dalam tempo relatif kurang akan menyebabkan kaburnya isi materi ini berarti
bukan pendekatan multi media.
e.
Sebelum
menggunakan suatu media dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru melakukan
persiapan yang cukup dan cermat. Karena hanya dengan cara demikian guru dapat
menguasai seluruh materi dan proses belajar mengajar akan berjalan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Bila dianggap perlu maka guru sebaiknya
mempersiapkan bahan tambahan agar dapat memperluas dan memperdalam topik yang
dibahasnya.
f.
Selama
belajar menggunakan media, sebaiknya siswa juga dipersiapkan sebelumnya dan
siswa juga harus diperlakukan sebaik-baiknya sesuai dengan karakteristiknya
sehingga dapat berperan sebagai siswa yang berperan aktif dan bertangungjawab
dalam proses belajar mengajar dan juga dapat meningkatkan interaksi belajar.
g.
Media
perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian intregal dari sistem pendidkan.
Yakni media harus diperlakukan secara tepat dan proposional, sehingga tidak
hanya sebagai alat Bantu mengajar tetapi betul- betul merupakan satu mata
rantai dalam sistem pendidikan.
h.
Jangan
sekali- kali menggunakan media hanya untuk mengisi waktu kosong dengan tujuan
sebagai hiburan semata, karena dengan demikian tanggapan siswa selanjutnya
terhadap media betul- betul sebagai hiburan. Dan untuk mengubah situasi akan
sulit sekali.
IV.
SIMPULAN
A.
Media
Pembelajaran Agama Islam adalah suatu penghubung (medium komunikasi) dalam
proses interaksi belajar – mengajar yang islami, sebagai wujud dari cinta
kepada Rasulullah SAW. Karena kita sebagai ummat islam serta untuk meningkatkan
dan menciptakan kondisii belajar siswa yang efektif dan susuai dengan tujuan
pembelajaran Negara dan tujuan
pembelajaran Agama Islam.
B.
Tehnik
Penggunaan Media Pembelajaran Agama Islam adalah merupakan bagian dari tanggung
jawab Guru dalam mengembangkan pola pembelajaran islam yang melangkah sejalan
dengan dinamika perkembangan zaman, adapun tehnik tersebut:
1.
Memahami
dengan baik fungsi dari media pembelajaran.
2.
Dapat
mempergunakan alat pelajaran secara tepat dan efisien.
3.
Dapat
memilih dan mengembangkan alat pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
hasil belajar yang diharapkan.
4.
Dapat
memelihara dan mengelola alat pelajaran dengan baik.
5.
Dapat
menimbang sendiri baik dan buruknya penggunaan alatpelajaran untuk suatu
kegiatan belajar tertentu.
6.
Dapat
memanfaatkan alam sekitar sebagai media pembelajaran.
7.
Dapat
membuat sendiri berbagai alat pelajaran secara sederhana dan murah dari
bahan-bahan yang terdapat dalam lingkungan sekitar.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Basyiruddin Usman Dan Asnawir, Media Pembelajaran, Cetakan
I, (Jakarta : Ciputat Press, 2002).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 1989 , Cet. 1).
Hasan Muarif Ambary, dkk, suplemen ensiklopedi islam L-Z (
Jakarta: Balai Pustaka, 1989 ).
Thoha, Chabib. dkk. Metodologi Pengajaran Agama. (Semarang :
Pustaka Pelajar, 1996)
[1] Thoha Chabib, dkk, Metodologi
Pengajaran Agama, (Semarang : Pustaka Pelajar, 1996), hal. 17
[2] http://www.lib4online.com/2011/09/peranan-media-pembelajaran-terhadap.html
, diakses tanggal 6 mei 2012.
[3] Hasan Muarif Ambary, dkk,
suplemen ensiklopedi islam L-Z ( Jakarta: Balai Pustaka, 1989 ), hal 62.
[4] Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta: Balai Pustaka, 1989
, Cet. 1), hal 27.
[5] http://kauhumairah.blogspot.com/2011/02/penggunaan-media-dan-alat-pembelajaran.html, diakses tanggal 04 mei 2012.
[6] Basyiruddin Usman Dan
Asnawir, Media Pembelajaran, Cetakan I, (Jakarta : Ciputat Press, 2002),
hal, 19.
[7] http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2108419-penggunaan-media-pembelajaran-pendidikan-agama/#ixzz1uKTx7TMH,
diakses pada tanggal 04 mei 2012.
No comments:
Post a Comment